Selasa, 30 Agustus 2011

Persahabatan

Mempunyai seorang sahabat yang bisa kita cintai dan mencintai kita merupakan suatu anugerah yang sangat indah. Namun dalam suatu hubungan seringkali terjadi kesalahpahaman karena kita tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan isi hati kita dengan tepat, atau bagaimana seharusnya bersikap yang benar.

Hmm, di bawah ini ada beberapa masukan yang bisa kita terapkan untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan sahabat, gw ambil dari notes yang berjudul "Terapi Persahabatan", oleh Kass P. Dotterweich dan John D. Perry, OBOR, Jakarta: 2004.

Persahabatan merupakan bagian hakiki dari hidup yang kaya dan penuh. namun karena berbagai kesibukan harian, kita cenderung mengabaikan karunia persahabatan, lupa memupuk nilai2 persahabatan yang penting.

Terapi Persahabatan akan membantu engkau menghargai persahabatanmu, menjadi seorang teman yang lebih baik dan menjadi karunia bagi sesama. Katakan pada seseoang yang istimewa bagaimana engkau menghargai persahabatan yang engkau bagikan.

Petunjuk bijak dan mengahangatkan ini akan mengingatkanmu pada karunia persahabatan:

1.Seorang sahabat menerima engkau apa adanya. Siapa dirimu di mata sahabatmu memberikan sedikit gambaran mengenai siapa engkau sebenarnya di mata TUHAN.

2.Tumbuh-kembangkan persahabatanmu. Dengan saling menghormati sebagai tanah persemaian, bermandikan cahaya kebenaran serta kelembaban udara kasih, kehidupan akan bertumbuh bagaikan pohon tinggi, berlimpah dengan buah-buah cinta.

3.Biarlah persahabatanmu berkembang menjadi besar atau kecil, tinggi atau pendek, berbentuk persegi atau bundar, bergelombang atau datar. Persahabatan hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan nuansa yang bisa dibayangkan.

4.Biarkanlah persahabatanmu sebebas kapal di tengah laut. Ketika ombak menghempasmu, ketika angin kencang memenuhi layar kapalmu, ketika ketenangan memungkinkan kapal berlayar penuh kedamaian, ketika bintang2 membimbingmu di malam hari, engkau adalah rekanan yang mengemudikan kapal itu. Kapal persahabatanmu dapat membawa engkau ke pantai jauh dan tidak terbayangkan.

5.Untuk menjadi seorang sahabat yang baik, hargailah dirimu sendiri. Agar engkau dapat menghargai hakikat orang lain dalam hatimu, pertama-tama engkau harus dapat menghargai hakikat dirimu sendiri.

6.Engkau tidak perlu bersumpah untuk menjadi sahabat selamanya; jadilah apa adanya. Katakan “YA” terhadap karunia saling memberi dan menerima, dan hangatkan dirimu dalam pendaran mukjizat persahabatan.

7.Berikan sesuatu kepada sahabatmu tanpa mengharapkan apa pun sebagai balasannya. Kejutan yang paling menyenangkan dari sebuah pemberian datang tanpa diharapkan atau diduga.

8.Luangkan waktu bersama sahabatmu: di saat-saat yang indah – berjalan-jalan, bermain, dan berdoa; atau di saat-saat kurang menyenangkan – cekcok, sakit hati, dan saling curiga. Persahabatan meliputi semua spectrum kehidupan itu sendiri.

9.Dengarkan dengan gembira tawa ceria satu sama lain. Hatimu akan merasakan keceriaan tak terperikan.

10.Dengarkan dengan lembut tangisan satu sama lain. Hatimu akan merasaka kehidupan yang berkelimpahan.

11.Doakan kekurangan sahabatmu dan biarkanlah sahabatmu mendoakan kekuranganmu. TUHAN juga melakukan hal yang sama.

12.Terimalah sahabatmu tanpa menilainya. Hal ini tidak berarti bahwa kamu tidak saling bersaing; yang engkau lakukan adalah berusaha untuk saling memahami realitas masing2.

13.Berpalinglah pada sahabatmu pada saat engkau merasa kurang mampu atau memerlukan bantuan. Engkau mungkin memiliki sesuatu yang lebih untuk memperkaya hubungan saat engkau merasa tak ada yang dapat diberikan.

14.Biarlah sahabatmu lemah dalam satu hal atau membutuhkan bantuanmu. Kelemahan seorang sahabat adalah satu karunia yang memberdayakan kekuatanmu.

15.Jujurlah terhadap sahabatmu. Kejujuran dan cinta itu sendiri adalah dua sahabat. Kejujuran tanpa rasa cinta, atau sebaliknya menyebabkan masing2 menjadi kurang.

16.Rendah hatilah terhadap sahabatmu. Engkau tidak dapat menjadi pribadi yang dibutuhkan sahabatmu apabila engkau seolah-olah tahu segalanya.

17.Biarkan dirimu dicintai oleh sahabatmu. Engkau hanya dapat memberi apa yang telah engkau terima. Ketika sahabatmu mengetuk pintu hatimu dengan cinta, sambutlah dia dengan kerinduanmu untuk dicintai.

18.Terbukalah untuk menemukan jati dirimu sendiri dalam persahabatanmu. Ketika engaku melihat dirimu sendiri di mata sahabatmu, engkau menemukan “dirimu” sebagai ciptaan yang baru dan menyenangkan.

19.Jangan bersaing dengan sahabatmu; bermainlah tetapi jangan berkompetisi. Persahabatan tidak mempunyai tujuan – dan “menang” atau “kalah” adalah tujuan.

20.Jangan berpura-pura memuji sahabatmu hanya karena engkau tidak ingin bersikap kritis terhadapnya. Ada cara lain, yaitu meneguhkan sambil menyampaikan keprihatinanmu secara konstruktif dan penuh kasih sayang.

21.Jangan takut pada kemarahan karena kemarahan merupakan suatu bagian persahabatan yang hakiki. Kemarahan itu sendiri bisa dianggap sebagai seorang teman yang mengingatkanmu bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Tanggapilah dengan keterbukaan dan kejujuran.

22.Ketika sahabatmu menyakiti engkau, persahabatanmu masih bisa dipertahankan. Jangan mencoba menyembunyikan kepedihanmu. Bicarakan hal itu dengan sahabatmu. Lalu nikmatilah rekonsiliasi yang menyenangkan.

23.Luangkan waktu khusus bersama sahabatmu – sarapan pagi, berjalan-jalan saat matahari terbenam, obrolan di tengah malam. Ketika jiwamu terbebas dari urusan harian, engkau dapat menikmati ikatan kedamaian di antara kamu.

24.Sentuhlah sahabatmu. Ketika sentuhan ini dilakukan dengan penuh rasa hormat dan ketulusan, bukan karena kebutuhan atau tuntutan, sentuhan antarsahabat bernilai sakral karena sentuhan tersebut menghubungkan raga dan jiwa.

25.Terimalah kepergian sahabatmu dengan lapang dada. Perpisahan memungkinkan awal yang baru dan pengalaman2 yang menyegarkan. Engkau akan memiliki lebih banyak hal untuk saling berbagi ketika engkau bertemu kembali.

26.Hargailah waktu yang engkau habiskan jauh dari sahabatmu. Jika saat berpisah tampaknya mengancam persahabatanmu, telitilah kembali urusanmu yang sebenarnya dan bagaimana engkau dapat mengolahnya.

27.Ketika awal persahabatan dilakukan dengan cara yang membuatmu tidak nyaman, sahabatmu mungkin membutuhkan sesuatu. Beri dia kesempatan untuk menjajaki kebutuhannya dengan bersikap jujur mengenai perasaaan tidak nyamanmu.

28.Katakan “tidak” pada sahabatmu bila engkau memang harus menolaknya, dan terimalah penolakan sahabatmu dengan lapang dada. Persahabatan masih cukup luas dan dalam untuk menampung kata-kata “tidak”, “ya”, "mungkin", dan “saya tidak tahu.”

29.Hormati privasimu sendiri sebagaimana privasi sahabatmu. Tidak semua rahasia dalam dirimu perlu dibeberkan. Engkau perlu mengetahui batas2, apa yang perlu diceritakan dan apa yang perlu dirahasiakan.

30.Saat engkau berdiri di pundak seorang sahabat, engkau bisa melihat lebih banyak hal. Saat kamu berdiri saling membelakangi, tidak ada yang perlu ditakuti. Saat kamu berdiri bahu membahu, bebanmu menjadi lebih ringan. Lalu, saat kamu bersama-sama menengadah ke atas, keindahan langit benar-benar mengagumkan.

31.Sambutlah temuan-temuan tak terduga dalam persahabatanmu. Banyak hal menyenangkan bisa terjadi ketika dua orang sahabat saling berbagi rasa.

32.Biarkanlah sinar persahabatanmu saling menyinari kalian berdua seperti cahaya yang melewati sebuah prisma. Bersama-sama kamu menciptakan sebuah pelangi yang memungkinkan dunia melihatnya.

33.Berdoalah bersama sahabatmu dan berbicaralah bersama dia tentang Tuhan. Pengalaman persahabatan yang terdalam adalah saat engkau menceritakan bagaimana perjumpaan dengan Misteri.

34.Tetapkan tanggal peringatan untuk menandai hari ulang tahun persahabatanmu. Kamu berdua bisa mengenang kembali, tertawa, menangis bersama, dan membuat impian masa depan bersama.

35.Rayakan persahabatanmu dengan penuh rasa syukur. Persembahkanlah sahabatmu dalam ucapan syukur dan bergembiralah dalam rahmat Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar